
Ada apa dengan IPDN???
Sepertinya purna praja tak akan pernah berhenti mengelus dada melihat ulah adik2 di Lembah Manglayang. Hampir setiap tahun ada saja berita yang memojokkan kampus kita tercinta. Entah itu kasus kekerasan bahkan pelecehan seksual.
Apa yang salah dengan kampus ini? Sebagai seorang alumni, terasa sulit untuk mengurai benang kusut ini. Sangat disayangkan, kalau kampus tak berdosa ini mendapat caci maki dr orang2 yang tak mengerti dengan kondisi yang terjadi didalamnya. Siapa sebenarnya yg harus dipersalahkan untuk kelalaian dan permasalahan yang terjadi di Kampus ini.
Pertama : Tinjau kembali Proses Penerimaan Calon Praja IPDN
Jangan Utamakan Kuantitas,,, tapi perhatikanlah KUALITAS. Selama ini jumlah praja yang diterima di IPDN bahkan bisa mencapai 1000 orang untuk seluruh Indonesia, dengan alasan permintaan daerah. I think it doesn't wise reason. Lebih baik yang diterima hanya 100 orang, tp ke-100 orang tersebut adalah orang-orang yang cerdas secara intelektual dan emosional, yang nantinya akan menjadi kader-kader pemimpin yang berilmu dan beriman di daerah.
Kedua : Tinjau kembali kurikulum pendidikan, pelatihan dan pengasuhan. Pendidikan harus diisi dengan ilmu2 yang Up to date. IPDN harus bekerjasama dengan UI, UNPAD ataupun UGM untuk dapat memperluas wawasan.
Untuk pengasuhan : minimal 1 barak harus diawasi oleh 1 orang pengasuh. Dan pengasuh itu harus tinggal bersama praja
Ketiga : Lakukan kembali fit and proper test pada Dosen dan Tenaga Pengasuh di IPDN. Bagaimanapun mereka adalah rule model bagi para siswa disana. Menurut penulis tenaga pengajar dan pengasuh di IPDN banyak yang harus diperbaharui.
Pengasuh memiliki peran yang menentukan bagi pembentukan karakter praja. Menurut kacamata penulis,,,banyak pengasuh IPDN yang kurang layak untuk dijadikan rule model, baik dari kecerdasan intelektual maupun emotionalnya.
Pengalaman pengulis selama mengikuti pendidikan kedinasan di SMA TN, meskipun pengasuh berasal dr militer tapi mereka mampu menempatkan diri sebagai seorang senior, sahabat bahkan mampu menggantikan sosok seorang ibu. Pengasuh putri khusunya dipilih dari para KOWAD/POLWAN terbaik dr kesatuan mereka masing2.
Sudah sepatutnya setiap orang yang telah mendapatkan kesempatan menuntut ilmu di Lembah Manglayang, tahu dan sadar untuk selalu berterimakasih pada setiap kemudahan dan fasilitas yang telah diberikan oleh Pihak Sekolah. Ingatlah bahwa kita adalah Anak-Anak Negara, anak-anak yang beruntung karena telah dibiayai oleh Pemerintah dari pajak yang dibayarkan oleh seluruh rakyat Indonesia dari Sabang Sampai Merauke. Rakyat Indonesia tidak pernah mengharapkan Ucapan Terimakasih dari Mulut Kita Sendiri,,, tapi mereka hanya mengharapkan bahwa Anak-anak Negara ini nantinya akan menjadi Pemimpin-Pemimpin Masa Depan yang akan Berbakti bagi Masyarakat, Bangsa, Negara dan Dunia.
Jadi sudah sepatutnya kita sebagai anak negara untuk Sadar Diri........