Aduh,,, pak Gubernur koq seneng banget sich ke Karangasem? Baru aja selesai Kunker sebulan yang lalu,,, lho koq sekarang datang lagi. Mana datengnya hari minggu lagi. Awalnya aq sempet BT juga waktu disuruh ma Kabag utk siapkan staf yg akan bertugas pd hari minggu, 18 Januari kemaren.Waktu pikiran lagi suntuk aq punya niat jelek untuk ngak akan hadir di kunjungan itu. Tapi setelah kupikir-pikir, ini khan tugas dan kewajibanku sebagai seorang protokol. Setiap bulan aq sudah mendapatkan tunjangan jabatan,,, hanya diminta hari liburnya saja langsung BT. No way,,,,,,!!!
Pikiranku semakin terbuka ketika tahu bahwa niat Gubernur datang ke daerahku adalah mulia. Beliau rela mengorbankan hari liburnya untuk melihat kondisi masyarakat di Kabupaten termiskin dan satu-satunya tertinggal di Bali. Tujuannya sich ingin melihat Resevoir (penampungan air ) di Desa Ban. Beliau ingin memastikan bahwa apa yang telah dipaparkan oleh Bupati mengenai tercukupinya kebutuhan air masyarakat bukanlah isapan jempol belaka.
Setelah itu perjalanan dilanjutkan menuju lokasi bedah rumah di Dusun Pucang Beji, Desa Ban, Kecamatan Kubu. Unfortunately aq ngak bisa sampai ke lokasi tersebut. Karena hanya 4 mobil yang diperkenankan untuk ke lokasi. Cause its remote area? Jalan saja belum dikeraskan,,, wajar jika masyarakatnya masih miskin dan terbelakang. Rencananya Gubernur akan memberikan bantuan bedah rumah di Karangasem sebanyak 300 unit dengan cost per unit Rp 10 juta. Bupati Karangasem Wayan Geredeg tetap berusaha memperjuangkan agar bantuan tersebut bisa diperbesar mengingat masyarakat dengan rumah tidak layak huni di Karangasem jumlahnya masih cukup besar.
Setelah itu rombongan menuju Dusun Munti Gunung, lokasi masih di Kubu juga. Pasti sering denger kan munti gunung,, ya iyalah,, coba tanya Gepeng yang berkeliaran di DPS pasti bilangnya dari desa ini. Awalnya aq sempet membayangkan bahwa desa ini penduduknya sangat miskin, sampai2 mereka harus mencari sesuap nasi dengan cara yang tidak halal. Ternyata desa mereka tidak separah Pucang Beji,,, rumah-rumah yang kulewati masih layak huni,, bahkan ada yang memakai keramik. Atau mungkin lokasinya yang di atas bukit,,, jadi akses mereka terhadap pendidikan, air dll menjadi terbatas.
Terimakasih Tuhan,,,, aq telah dibukakan mata dan hatiku. Ternyata tidak semua pemimpin berhati buta. Masih ada pemimpin yang peduli dengan masyarakat kecil. Our Governor (Mr Mangku) and Regent (Mr Geredeg) we proud with you,,,,,.
Setelah itu perjalanan dilanjutkan menuju lokasi bedah rumah di Dusun Pucang Beji, Desa Ban, Kecamatan Kubu. Unfortunately aq ngak bisa sampai ke lokasi tersebut. Karena hanya 4 mobil yang diperkenankan untuk ke lokasi. Cause its remote area? Jalan saja belum dikeraskan,,, wajar jika masyarakatnya masih miskin dan terbelakang. Rencananya Gubernur akan memberikan bantuan bedah rumah di Karangasem sebanyak 300 unit dengan cost per unit Rp 10 juta. Bupati Karangasem Wayan Geredeg tetap berusaha memperjuangkan agar bantuan tersebut bisa diperbesar mengingat masyarakat dengan rumah tidak layak huni di Karangasem jumlahnya masih cukup besar.
Setelah itu rombongan menuju Dusun Munti Gunung, lokasi masih di Kubu juga. Pasti sering denger kan munti gunung,, ya iyalah,, coba tanya Gepeng yang berkeliaran di DPS pasti bilangnya dari desa ini. Awalnya aq sempet membayangkan bahwa desa ini penduduknya sangat miskin, sampai2 mereka harus mencari sesuap nasi dengan cara yang tidak halal. Ternyata desa mereka tidak separah Pucang Beji,,, rumah-rumah yang kulewati masih layak huni,, bahkan ada yang memakai keramik. Atau mungkin lokasinya yang di atas bukit,,, jadi akses mereka terhadap pendidikan, air dll menjadi terbatas.
Terimakasih Tuhan,,,, aq telah dibukakan mata dan hatiku. Ternyata tidak semua pemimpin berhati buta. Masih ada pemimpin yang peduli dengan masyarakat kecil. Our Governor (Mr Mangku) and Regent (Mr Geredeg) we proud with you,,,,,.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar